Pagi itu, 28 Agustus 2015, toga impian masa kecilku membungkus tubuhku dan aku terlihat kecil di dalamnya.
Berjalan dengan langkah pasti, menaiki podium, menunduk, tersenyum dan bersalaman.
Hari itu, aku memejam mata sejenak, berbisik dan berujar “mama, ini untukmu”.
Melihat ke atas di tengah teriknya mentari, di tengah keramaian dan berharap mama melihat dari atas sana.

Ah, andai di foto ini, mama berdiri di samping, memeluk, menggendong dan menciumku dengan bangga. Aaahh… andai!
Andai aku bisa melihat senyum terindah menghiasi wajah mama dan menyeka air mata bahagianya….. Ahhhh. ANDAI!

Mamaaa……
Engkau melihatku dari atas, kan?
Katakan dan ceritakan padaku perasaanmu, ma, walau hanya dalam bunga tidurku. Queen sudah selesai berjuang disini, ma. Akan tiba bagi Queen menapaki tangga yang lebih sulit.
Ratu kecilmu sudah dewasa, ma.
Tapi mama masih akan terus menemani, kan?
Queen merindukanmu, mama…….

***

Mom: “Tapi tengoklah ke atas, aku melihatmu.
Lihatlah dirimu dan rasakan detak jantungmu sendiri, itulah aku.
Di sanalah aku karena aku yakin kamu tak pernah menghapusku dari hidupmu.
Waktu kita memang tidak lama ya?
Kuharap kamu menjadi Ratu sejati yang kuat, yang tangguh dan bisa bertahan dalam malam-malam yang selanjutnya.
Bulan akan tetap ada, begitu pula mentari. Jadi, jangan takut. Mama melihatmu, ratu kecilku”
…
Queen: “Ma, Lihat piala ini ma. Lihat pakaian yang kukenakan ini.
Ini hanya untukmu mama..Ku berjuang hanya untukmu. Kau penyemangat diriku.
Terima kasih untuk didikanmu, Terima kasih untuk semua yang tlah kau beri.
Setiap malam, ku selalu pandang langit dan bintang yang bertaburan sambil berdoa untukmu. I love you, mom” .
***

Kutipan kalimat mama, berasal dari cerita “Berjuanglah di Bumi, Queen” oleh @evelinangkouw sebagai hadiah ulang tahun pada tahun 2013 kemarin.

***

Jika hari ini kamu masih bisa berkata “I Love you, mom” sambil menatap wajah mama dan memeluknya,
lakukan itu SEKARANG. Karena tak semua orang punya kesempatan yang sama.