Sebuah Refleksi di hari sabtu…..

29 September 2012

Weekend yang begitu santai adalah hari ini. Walaupun dengan ‘santai’ itu aku bukan bermalas-malasan di kost-an, tetapi mengikuti KTB dan Mezbah Doa. Ya, selesai praktikum, aku sempatkan diri makan bersama teman – teman di jurusan. Aku rindu saat kita bersama. Semester 3 ini rasanya aku terlalu sibuk dengan kegiatan di luar jurusan hingga pernah kawanku berkata “Agnes, kau tak pernah ada waktu lagi untuk kita”. Sepotong kalimat pendek yang mendadak itu tiba – tiba buat aku terdiam dan berefleksi. Ya… semester 3 ini membuatku harus banyak sibuk di LK yang kupilih, yaitu Pelayanan Mahasiswa (atau sering lebih dikenal PMK). Senin – Jumat bahkan seperti gak ada lagi waktu luang. Senin pagi yang begitu sibuk hingga Kebaktian Universitas berakhir, dan melanjutkan kuliah hingga malam hari. Selasa dan kamis yang sibuk dengan kuliah, bahkan untuk waktu istirahat saja sudah gak ada. Dan Rabu yang masih menyempatkan aku bangun pagi agak siangan. Dan Ya, jumat, hari yang sibuk dengan tutorial, responsi, ministerium. dan terakhir sabtu yang seharusnya hanya diisi oleh Praktikum tetapi tetap saja ada kegiatan di setiap sabtu.
Aku jadi sempat berpikir, aku terlalu sibuk dengan kegiatan – kegiatan seperti ini, tapi teman – temanku kuabaikan. Bahkan saat seorang temanku meminta bantuanku, aku gak bisa karena aku sibuk. Dimanakah yang menjadi batu sandungan? Apakah aku salah? Apa aku terlalu peduli dengan Pelayanan jiwa hingga aku melupakan orang yang sedang menangis kelaparan disampingku? Ah.. aku bingung. Pertanyaan – pertanyaan seperti ini terus membayangiku selama seminggu ini.
Sebuah refleksi tentang “kesibukan”ku yang selama ini sebenarnya kulakukan untuk siapa? Untuk dilihat orangkah? Untuk dianggap hebat oleh orang- orang kah? Atau untuk kemuliaan Tuhan?
Kalau boleh dibilang aku mau menyebut minggu ini, adalah sebagai minggu refleksi. Ya, bukan hanya tentang kesibukanku itu, tetapi juga tentang Mama. Seminggu ini aku selalu mendengar cerita tentang mama – mama – mama dan mama. Rasanya setiap orang yang berada di sekitarku itu sudah sepakat untuk membicarakan hal yang satu ini. Ntah saat berjalan bersama, makan bersama atau lagi duduk nonton bersama. Ini sebuah peringatan atau apa?? Aaah………. mereka membuatku teringat kembali tentang mama. Pernah disaat refleksi malamku kapan hari, aku terdiam, menangis dan harus kuakui, aku kangen mama. Aku kangen keluargaku. Rasanya selama ini kulakukan segala kesibukanku, untuk menutup kesepianku. Untuk meniadakan dan sebagai alibi kalau sebenarnya aku ini rapuh. Rapuh dan bahkan sangat mudah retak. Aku berusaha melakukan segala sesuatu agar itu gak kelihatan. Well, kembali ke topik, Ya, aku kangen mama. Sudah 13 tahun aku hidup tanpa mama. Sudah setahun lalu sejak aku berdamai dengan diriku sendiri, aku berdamai dengan Tuhan dan menerima kehendak Tuhan yang satu ini. Setahun lalu, di camp mahasiswa 2012. Tapi hari ini aku teringat lagi kilas balik seluruh cerita hidupku. Aku pengen kembali ke masa – masa itu. Pengen ku menitikan air mata saat menceritakan hal ini kepada saudara – saudara KTBku. Tapi aku mencoba tegar dan tersenyum bahkan tertawa bergurau. Sungguh, ini sangat menyakitkan. Sudah setahun, aku bisa mengampuni diriku sendiri, sudah setahun juga aku sadar akan rencana Tuhan, tapi hari ini, aku rapuh kembali. Tapi beda dengan yang dulu, aku kini tahu pasti, apa yang Tuhan mau atas hidupku dan bagaimana rencanaNya atas hidupku. Sungguh terlebih, Yesus mengasihiku, Dia punya rencana yang besar atas hidupku sampai saat ini. Andai mamaku masih hidup..mungkin aku gak akan kuliah di Petra, karena masih ada adikku yang juga perlu biaya yang cukup. Atau andai aku gak kuliah di Petra, mungkin aku gak akan pernah sadar untuk rencana Tuhan ini dan aku bahkan gak bisa berdamai dengan diriku sendiri.
Ya, disatu sisi aku juga lega hari ini bisa men-sharingkan semuanya untuk orang yang tepat dan waktu yang tepat. Yesus sungguh baik, Dia masih peduli atas hidupku.
Dan yang terakhir, Mezbah doa yang aku ikuti hari ini, tentang rekonsiliasi, Hati Yang Baru. Satu hal yang kudapat, aku terlalu sibuk melaksanakan peraturan – peraturan, pelayanan-pelayanan, taat pada hukum Allah, tapi aku mungkin dan bahkan lupa akan motivasi utamaku melakukan hal itu. “Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari dari padaKu, percuma mereka beribadah kepadaKu, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia” – Matius 15:8-9. Yang harus kulakukan sekarang ialah menyiapkan sebuah kantong (hati) yang baru untuk menerima ajaran yang baru (anggur) yang akan menuntut hidupku lagi. (Matius 9 :14-17).
Siapakan hati yang baru, rekonsiliasi dan siap menjalankan perintah Tuhan tiap waktu. Yakin dan percaya untuk setiap proses yang terjadi dalam hidupku, adalah rancanganNya.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s