Rutinitas = Warna Hidup

“Ah, semoga hari ini menjadi sedikit berwarna”.
Mungkin itu asa yang hampir pudar dari orang – orang yang menjalani sebuah rutinitas. Bangun pagi – aktivitas utama (entah kerja, entah sekolah, entah kuliah) – pulang rumah – tidur dan begitu seterusnya. Hal itu terus berputar selama 5 hari kedepan, dan akhirnya bertemu weekend. Sangat banyak dijumpai display picture, instagram post maupun status yang menyatakan “Thanks God it’s friday” (Terima kasih Tuhan, hari ini Jumat). Salah satu ucapan yang umum ketika banyak orang bersiap dan tidak bersabar menjalani 2 hari weekend kedepan.

Hingga tiba kesudahannya

Pagi itu kami berangkat menuju tempat kegiatan. Kami berencana untuk mengadakan panggung boneka dan berbagai lomba di lapangan terbuka. Namun, semuanya berubah. Kami shock ketika dibilang tidak boleh lagi melaksanakan kegiatan di lapangan. Semuanya pun dialihkan ke sebuah ruangan Perpustakaan kecil. Bagaimana ruangan sekecil ini dapat menampung lebih dari 60 anak?

Pelayan dibalik Tirai

Tak sedikit orang yang mengagumkan seseorang yang mengambil sebuah pelayanan yang kelihatan. Saya selalu terkagum kepada seorang pemimpin pujian di gereja. Keyakinan penuh, bersuara indah dan mampu membawa jemaat untuk memuji Tuhan. Mereka tampil dengan sangat percaya diri, berjalan di atas panggung, menari dan bersaksi. Tidak ada yang salah dengan pelayanan semacam ini. Namun, seringkali kita terlena dengan pelayanan yang ada di depan mata kita, dan mengabaikan pelayanan lain yang mungkin ada di balik tirai panggung itu….

Memulai Kembali

Kehidupan yang berpindah dari kota yang satu ke kota yang lainnya, membuat saya menjadi (setidaknya) lebih mandiri. Ketika berada di kota asal, kamu sudah terbiasa dengan kehidupan kota itu, sudah lebih banyak dikenal, bahkan mungkin mempunyai ‘image’ yang baik di masyarakat. Semuanya akan berubah ketika kamu merantau – atau setidaknya memulai kehidupan di kota yang berbeda. Semua itu harus kamu bangun lagi satu per satu.

Cahaya dari bawah Jalanan

Kebahagiaan mereka simple, ketika bisa bermain bersama teman-teman, Ketika ada yang datang, berkenalan dan mungkin membawa hadiah. Ketika mereka bisa bersepeda keliling kampung sederhana mereka dan banyak hal lagi yang sering dilakukan mereka, semua dengan tawa dan bahagia.