Suatu siang, seseorang berkata padaku “Be Patient with yourself” (bersabarlah dengan dirimu sendiri). Sebuah kalimat yang begitu menguatkanku, sekaligus menampar.
Sebagai anak tunggal, hampir semua keinginanku diwujudkan oleh orang tua, bahkan secara cepat. Namun, ketika beranjak dewasa, aku menyadari bahwa tidak semua keinginan itu bisa terwujud, jika terwujud pun tidak pernah instant.
Masa sekolah, sepertinya aku tidak pernah “gagal”. Nilai yang baik, bahkan ketika kuliah tidak ada satupun mata kuliah yang aku ulang. Namun, ketika waktu-waktu ini, aku mengalami “kegagalan”, aku merasa sangat terpuruk.
Mencoba bangkit, dan akhirnya lelah karena proses yang tidak mudah dan panjang.
Kalimat ini, “Be Patient with yourself” sangat menamparku. “Setiap orang punya waktu yang berbeda untuk pulih. It’s okay. Ada yang cepat, ada yang lambat. Yang terpenting adalah proses itu “tidak diam di tempat”.
Seperti kata pengkhotbah, semua ada waktunya. Ada waktu untuk berduka, ada waktu untuk bersedih, ada waktu untuk tertawa, ada waktu untuk segalanya.
Menjalani proses yang panjang akan menjadi bermakna ketika kita menjalaninya dengan sebuah keyakinan akan pengharapan yang kekal. Asa bahwa di penghujung jalan yang panjang dan berliku ini, ada kemenangan 🙂
Jakarta, 26 Juni 2020
Free Lockscreen ini bisa kamu download di sini ya.
