Featured Image Photo Credit: asianwiki.com
Setelah episode kelima, aku baru mulai menonton drama korea “It’s okay to not be Okay” atau judul aslinya “사이코지만 괜찮아” / “Psycho But It’s Okay”. Awal – awal episode aku agak sulit menangkap maksud dari drama ini, apalagi ada campuran antara kisah fairytales dan kisahnya. Namun, akhirnya kisah fairytales yang berbeda-beda di tiap episode ini menambah keunikan film ini. Belum lagi perannya Seo Yea Jin sebagai Ko Moon Young dan comebacknya Kim Soo Hyun yang memerankan Moon Kang Tae. Sebuah perpaduan peran yang sangat keren.
Outfit Moon-Young juga menambah poin di series ini sebagai salah satu drama korea di 2020 yang wajib kamu tonton.

Singkat cerita, drama ini seperti menilik kembali diriku. Setiap ada percakapan atau bagaimana Direktur Oh (diperankan oleh Kim Chang-Wan) treat pasien di OK Psychiatric Hospital, membuatku juga berefleksi.
Kisah masa lalu Kang Tae yang membuat dia selalu memendam perasaannya. Kang Tae selalu tampak tangguh dan less expression. Blm lagi pengalaman Moon Young yang melihat bagaimana ibunya dibunuh dan pengalaman pahit bersama ibunya. Semua masa lalu itu, membawa mereka berdua memiliki karakter yang keras seperti sekarang. Keduanya dengan latar belakang pengalaman masa lalu yang pahit bertemu dan berusaha untuk saling menjaga dan menyembuhkan satu dengan yang lain.
Ada satu kalimat yang paling aku suka di drama korea ini. Kalimat ini diucapkan oleh Nam Joo Ri (diperankan oleh Park Gyu Young) saat sedang memotivasi Kang Tae dan mendorongnya untuk meminta maaf dari Kakaknya, Moon Sang Tae (diperankan oleh Oh Jung-Se).

“If you want to make the people around you happy, you must find your own happiness first. Being selfish isn’t always a bad thing. Try to think only about your happiness when things are too stressful. It’s okay to do that.”
(Terjemahan Bahasa Indonesia: jika kamu ingin membuat orang-orang disekitarmu bahagia, kamu harus menemukan kebahagiaanmu terlebih dahulu. Terkadang menjadi egois tidak selalu buruk. Cobalah hanya berpikir tentang kebahagiaanmu ketika kamu sedang stress. Tidak masalah untuk melakukan hal tersebut).
Terkadang dalam hidup kita seringkali mengabaikan kebahagian kita untuk membuat orang lain bahagia. Seperti kasih orang tua yang memberikan anaknya makanan terbaik, tapi dia tidak bisa makan karena harus berhemat. Atau at least kamu pernah sekali “berkorban” kebahagiaan kamu demi orang lain. Itu bukanlah sebuah hal yang buruk. Tapi cobalah dibalik. Ada baiknya jika kamu juga memikirkan kebahagiaanmu terlebih dahulu.
Seperti ilustrasi gelas yang diisi air. Jika gelas tersebut sudah penuh dan air terus diisi maka air itu akan tumpah dan jatuh ke gelas yang lain sehingga gelas lain tersebut menjadi penuh. Bisa jadi air itu melambangkan kebahagiaan kita. Isi diri kita dengan kebahagiaan terlebih dahulu. Jika air di gelas kamu belum penuh, tapi kamu malah mengisi air di gelas orang lain, kamu sendiri akan merasa “kering”.
Lalu bagaimana kita bisa menjadi bahagia? Temukan sumber kebahagiaan yang sejati. Kebahagiaan yang berasal dari Tuhan. Melakukan sesuatu yang kita passion di sana. Francis Blaise Pascal pernah mengatakan “Di dalam hati manusia terdapat sebuah ruang kosong yang tak dapat diisi oleh apa pun bahkan seisi dunia. Ruang kosong ini hanya bisa diisi oleh Yesus.” Kebahagiaan utama itu juga hanya bisa diisi oleh Yesus yang berdiam dalam diri kita.
Kembali ke drakor “It’s Okay To Not Be Okay”. Di episode 12 yang tayang 26 Juli, saat si Sang Tae di konseling soal masa lalunya, dia berkata:
“So don’t forget any of it (your worse past), remember it all and overcome it. If you don’t overcome it, you’ll always be a kid whose soul never grows”
(Terjemahan Bahasa Indonesia: jangan melupakan semua masa lalu (pahit) kamu, ingatlah semua dan kalahkan itu. Jika kamu tidak mengalahi itu, kamu akan selalu menjadi anak-anak yang tidak bertumbuh.)
Baca juga: Quote Drakor “It’s Okay To Not Be Okay” yang Menilik Jiwa
Kurasa itu juga yang harus kita lakukan. Untuk membuat diri kita bahagia, kita tidak boleh lari dari masalah. Justru masalah-masalah itulah yang mendewasakan kita. Seorang pelaut tidak akan menjadi pelaut yang handal jika dia berjuang di lautan yang tenang.
Seorang psikolog pernah berkata padaku “Buka lukamu secara berkala, tatap dan obati. Jika kamu terus menerus menutup lukamu, luka itu akan membusuk.” Walau itu adalah sesuatu yang berat dan menyakitkan, namun jika kita telaten mengobatinya, suatu saat akan sembuh. Soon, kita akan menjadi lebih dewasa karena telah overcome our problems.
Aku menulis ini di minggu pagi, 9 Agustus sebelum episode terakhir, episode 16 ditayangkan. Aku bersyukur karena dari sebuah drama korea ini, aku bisa menilik kembali hatiku.
It’s okay to not be okay.
But you don’t have to stay that way!
Kalau kamu, apa yang kamu pelajari dari drama korea ini?
Pingback: Quote Drakor “It’s Okay To Not Be Okay” yang Menilik Jiwa | nestiituagnes' story!
Pingback: Lockscreen: It’s Okay To Not Be Okay | nestiituagnes' story!
Pingback: Gemerlap Malam melalui Jendela Kamar | nestiituagnes' story!