Capsule Hotel: Yay or Nay? Pengalaman Pertama Menginap di Hotel Kapsul Kuala Lumpur

Pengalaman Pertama Menginap di Hotel Kapsul Kuala Lumpur, Malaysia

Berpergian sendiri membuat aku harus lebih bijak dalam memilih akomodasi dan transportasi. Berpergian sendiri kadang membuat aku lebih berhemat atau lebih boros. Semuanya tergantung bagaimana aku memilih gaya liburanku.
Kali ini, dalam solo traveling 2D1N di Kuala Lumpur, aku memilih untuk menginap di Capsule Hotel!

Sebenarnya tidak ada perencanaan di awal ketika aku ingin menginap di hotel kapsul. Saat itu, aku mencari-cari daftar hotel di Kuala Lumpur yang ramah di kantong. Ada beberapa penginapan murah dengan review yang bagus. Lokasinya pun cukup strategis. Namun, dalam beberapa pencarian (tentunya menggunkaan filter: harga termurah), aku melihat beberapa pilihan hotel kapsul. Karena penasaran, aku klik hotel tersebut, melihat gambarnya dan membaca review. “Hm. cukup menarik! Hemat di kantong dan pasti akan menjadi penglaman yang baru”.

Awalnya aku agak takut karena hotel capsule memiliki ruang yang lebih sempit. Pikirku, tentunya agak tidak nyaman menginap disana. Bagaimana dengan kamar mandi-nya? Namun, setelah membaca banyak ulasan, tidak ada salahnya untuk mencoba. Toh, akhir-akhir ini, hotel kapsul menjadi banyak pilihan bagi para solo traveler. Akhirnya aku memutuskan untuk memesan hotel kapsul .

Pilihanku jatuh pada Sim Hotel Bukit Bintang. Terdapat 3 pilihan kamar, yaitu cabin woman only, cabin man only, mixed dorm!. Aku memilih yang cabin woman only. Harga yang ditawarkan pun cukup murah yaitu Rp. 93.000 / night (free wifi, without breakfast). Dan karena aku punya kupon diskon 15% di traveloka, aku mendapat potongan harga Rp. 14.000, sehingga aku cukup membayar Rp. 79.000 saja untuk 1 malam (minggu menuju senin).

Sempat ragu

Saat masih di Singapore, beberapa temanku disana mengatakan untuk waspada dan berhati-hati selama di Kuala Lumpur. Kuala Lumpur mungkin mirip seperti Jakarta, tidak terlalu aman untuk berjalan sendiri. Berbeda dengan Singapore. Mereka juga ragu ketika aku menunjukan foto hotel tempat aku akan menginap. Aku mencari alternatif lainnya, mulai memilih hotel lain yang agak mahal namun lebih aman. Namun, karena ingin liburan hemat, aku tetap memberanikan diri dan tetap pada plan awal.

Dari Stasiun Bukit Bintang, aku memesan Grab Car menuju hotel. Hotel ini cukup mudah dicari, lokasinya sama persis seperti yang ada di google map. Lokasinya persis di sebelah supermarket KK.

Dok. Traveloka | Lokasi Sim Hotel

 

Setibanya di depan hotel, aku agak shock. Jalan masuk menuju hotel ini terlihat seperti tidak aman. Jika di Indonesia, tempat tersebut sekilas terlihat seperti penginapan plus-plus.
Sim Hotel berada di sebuah Ruko Lantai 3. Di lantai 1 terdapat supermarket KK, dan persis disebelahnya, terdapat tangga-tangga dengan sebuah pintu yang terdapat gambar “Sim Hotel”. Tetapi tepat disebelahnya terdapat tangga (tanpa pintu) menuju “Pub & Karaoke Sabai-Sabai”. Aku mulai gentar, “Apakah hotel ini aman?”. Jantungku berdetak kencang dan siap untuk melakukan plan B, mencari hotel yang agak mahal!

Pintu masuk / menuju tangga Sim Hotel. Tepat berada di samping KK Supermarket

Tangga Sim Hotel bersebelahan dengan tangga menuju “Pub & Karaoke”


Sambil membawa 1 koper sedang yang lumayan berat, aku menaiki tangga kecil menuju lantai 3. Lampu di tangga cukup remang yang membuat aku berhenti kira-kira 5 menit, membuka HP, melihat apakah hotel plan B itu masih available atau tidak. Mungkin ini terlihat alay, kakiku gemetar. HAHA, aku bahkan tidak sanggup naik tangga menuju lantai 3. Lagi, aku mencoba memberanikan diri. Dan tibalah aku di lantai 3, Sim Hotel Bukit Bintang.
Ada 1 orang yang menjaga meja resepsionis. Aku segera check in dan mereka meminta passportku. Aku diantar ke kamar dan ………. TARAAAAAAAAA, CAPSULE HOTEL INI JAUH MELEBIHI EKSPEKTASIKU!

Tangga menuju Sim Hotel yang berada di Lantai 3

Dok. Traveloka | Tampak pintu Sim Hotel

Tenang, nyaman dan bersih

Tenang dan bersih! Itu first impressionku ketika masuk ke kamar hotel ini. Aku juga mendapat 1 buah loker untuk menyimpan barang-barangku. Namun sayangnya, loker tersebut tidak cukup untuk menaruh koperku. Suasana kamarnya pun sangat tenang. Mungkin karena semuanya lagi berada di luar hotel.

Dan aku semakin lebih excited ketika melihat kasurku untuk 1 malam di Kuala Lumpur. Wow. Untuk harga Rp. 79.000 ini sudah sangat baik dan puas. “Seperti di film-film. Warna lampu birunya membuat aku merasa seperti berada di luar angkasa.”. Kasurnya pun nyaman, tidak terlalu sempit, terdapat meja portable, lampu baca (bisa diatur terangnya), televisi, cermin, ac, loker kecil, phone jack, power socket dan selimut.Terdapat juga mirror light (berwarna putih) dan juga back light (berwarna biru) serta tabung kecil pemadam kebakaran.

Ada juga alarm yang dapat diatur melalui fasilitas di dalam kasur ini, dan juga ada lampu / alarm tanda “please, dont’ disturb” yang dapat ditekan oleh orang di luar “kotak” ini.

Kamar Cabin Woman Only

“kotak-kotak” kasur, terdiri dari 2 tingkat

Meja portable yang dapat dilipat dan disimpan. Berada didalam bilik kamar

Lampu baca yang dapat diatur kecerahannya

Untuk mengatur suhu ac, alarm, power socket, usb charger, mirror light, backlight dan juga jam.

Tombol “Please don’t disturb”

Tabung kecil pemadam kebakaran yang tersedian di dalam “bilik kamar”

Loker.

Fasilitas lainnya.

Di luar kamar ini, terdapat juga kulkas, microwave, tempat untuk makan yang nyaman dan juga smooking room. Kamar mandi terdapat di bagian belakang hotel ini. Ada banyak bilik kamar mandi. Kamar mandinya bersih dan bagus. Setidaknya nyaman untuk digunakan.

Dok. Traveloka | Hallway

Kiri: Pintu menuju kamar Cabin Woman Only

Meja Resepsionis

Ruang Makan (digunakan bersama-sama).

Ruang Makan (digunakan bersama-sama).

It’s worth it!

Setelah menginap semalam, aku merasa sangat puas dan tidak menyesal telah memilih Sim Hotel Bukit Bintang saat aku berada di Kuala Lumpur. Hotel kapsul yang baik, nyaman dan juga sangat ramah di kantong. Orang yang berada di resepsionis juga ramah. Ketika tiba hari dimana aku harus check out dan kembali ke Jakarta, aku melewati batas waktu check out. Kartu yang digunakan sebagai kunci kamar dan akses masuk hotel sudah tidak dapat berfungsi lagi. Namun, orang di resepsionis tersebut menolongku membuka pintu, kembali ke kamar, mengambil barang-barangku dan segera check out.

Menurutku, jika ingin Solo Traveling dalam waktu yang singkat, capsule hotel dapat menjadi pilihan yang tepat bagimu. Apalagi jika rencana liburan yang akan kamu lakukan adalah “Seharian berada di luar hotel dan menjadikan hotel hanya sebagai tempat mandi dan tidur”.

Hotel kapsul dapat menjadi pilihan yang tepat bagi kamu yang backpacker dan juga ingin mencoba hal-hal yang baru. Bagi mereka yang sudah terbiasa nge-kost di kamar yang sempit ><”  Tentunya jika kamu ingin berpergian secara grup, aku lebih menyarakan untuk memilih penginapan / hotel non capsule.

Pengalaman menginap di hotel kapsul mengingatkanku untuk tidak judge a book by its cover. Walau sempat ragu, namun hotel ini tidak mengecewakan. Aku juga bersyukur, aku berani mengambil keputusan untuk terus mencoba hal-hal yang baru dan yang baik. Tidur malamku saat di Kuala Lumpur sangat nyenyak berkat hotel kapsul yang nyaman ini.

Bagaimana dengan kamu?
Apakah kamu punya pengalaman menginap di Capsule Hotel?
I love to hear from you. Please write your thoughts in the comment box

 

**All of my own photo take with Samsung Galaxy A8 (2018)

One thought on “Capsule Hotel: Yay or Nay? Pengalaman Pertama Menginap di Hotel Kapsul Kuala Lumpur

  1. Pingback: KL Forest Eco-Park: Hutan Kota yang Instagram-able | Journey of Life

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s