Movement NOT Monument

Banyak orang seringkali mengatakan “Jika ingin mengubah bangsa, mulailah dari diri kita sendiri”. Tapi, apakah ketika kita mengatakan demikina, kita sendiri sudah menghidupnya? Saya rasa, tidak…

Pelayanan adalah sebuah anugrah dari Tuhan, kesempatan yang indah, Tuhan ijinkan untuk melayani Dia. Pelayanan bukan hanya berbicara mengenai, seberapa jauh sih kita sering ikut persekutuan di gereja? Atau, seberapa sering sih, kita pelayanan jadi pemain musik di gereja. Bukan juga berbicara mengenai keterlibatan kita di setiap kegiatan kerohanian yang ada. Ya, Pelayanan bukan hanya sekedar itu. Ke Kampus pun itu sebuah pelayanan. Pelayanan adalah ketika kita melakukan semuanya untuk Tuhan, untuk kemuliaan nama Tuhan dan menjadikan Kristus Pusat kita melakukannya. Seperti kata Paulus untuk jemaat di kolose : “Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia”.

Berbicara mengenai pelayanan, mungkin setiap kita (belum tentu semua) sudah bisa merasakannya sendiri. Ketika ada jatuh bangunnya, tetapi Tuhan tetap tolong. Sebenarnya, inti dari permasalahan ini adalah sejauh apa sih kita bangun hubungan pribadi kita dengan Tuhan lewat saat teduh, waktu tenang, bible reading, atau sebagainya. Hanya itu kuncinya. Ibarat ketika kita mau berbuah, tapi, akar dari tanaman kita ini ga mengambil makanan dari dalam tanah, akar yang hanya di permukaan dan rentan. Buahnya pun pasti akan jelek. Tapi, hal itu akan berbeda ketika kita punya akar yang kuat dan kita siap untuk terus berakar dan bukan saja berakar, tapi memberi buah.

Minggu – minggu ini adalah mungkin minggu – minggu terberat bagi beberapa komunitas di kampusku. Berawal dari kegelisahan, kerisauab, dan kegundahan hati kami ketika melihat teman – teman kami, rekan – rekan kami, sesama mahasiswa melakukan sesuatu yang sebenarnya tidak menunjukan kasih kristus dalam hidupnya. Ide yang begitu banyak dan yang begitu baik. Tapi, kita mulai mencoba dengan sebuah kegerakan / movement yang sangat kecil dan simple.

Love dan integrity. Ya, kasih dan integritas. Sejauh mana sih kita sudah terapakn itu dalam kehidupan kita? Kasih, mungkin banyak cara / pendapat untuk menafsir sebuah kata ini. Tapi dalam pemikiranku, ini adalah bagaimana kia menunjukan kasih kita kepada Kristus dan menunjukannya juga bagi sesama kita. Integritas sendiri pun sebuah kata yang mudah diucapkan, tetapi ketika menjalaninya itu begitu berat. Kejujuran yang dimulai dari diri kita sendiri.
Sebuah kegerakan kecil mulai menabur benihnya di kampus ini. Hasil pemikiran bersama, dan akhirnya tercipta sebuah Movement Bulan Peduli Bangsa. Banyak hal yang sebenarnya ingin kita tampilkan dan lakukan, tapi mari kita mulai dari 3 gerakan kecil ini.
1. A.G.A.N
Anak Gerakan Anti Nyontek. Ya, sudah jelas terlihat dari namanya, gerakan untuk menyuarakan “SAY NO TO CHEAT”. Tapi, terlihat jelas, masih banyak mahasiswa yang begitu menentang kata tersebut. Sungguh memprihatinkan.
2. Bike to Campuss
Kemacetan yang begitu parah, ketika kita melihat pagi dan sore, rentetan mobil mengantri dan maju sedikit demi sedikit. Tergeraklah hati ini, dan merisaukan untuk mengajar kita semua, warga kampus ini, sama – sama mulai menggunakan sepeda ke kampus (khususnya untuk semua anak yang hanya nge-kost disamping kampus.
3. Mr. Rebin (Recycle bin)
Sudah jelas bukan? Ya, tempat sampah. Sebuah gerakan untuk membudidayakan kebiasaan membuang sampah pada tempatnya, khususnya di studio – studio yang sering dipakai oleh Fakultas design.

Banyak hal yang dapat kupelajari ketika aku sama – sama bekerja dengan semua panitia yang luar biasa ini. Sebenarnya, kesempatan terbuka lebar untuk mereka angkat tangan dari kegiatan ini, mengingat sibuknya mereka di organisasi kemahasiswaan. Mereka punya banyak cara untuk mengatakan “cukup sampai disini”. Tapi aku salut kepada mereka semua, satu per satu dari tiap mereka. Mereka yang ingin menyelesaikan pertandingan ini menjadi seorang pemenang.
Kebersamaan yang kurasakan, rasa persaudaraan, keluarga yang baru. Menjadi refleksi bagi diriku sendiri untuk sikap – sikap individualisme yang kupunyai (bahkan hingga sekrang). Melihat mereka bekerja, melakukan sesuatu dengan begitu totalitas. Lebih dari 18 jam di kampus, dengan wajah lesu masih harus mendekor sini sana, tapi mereka sema begitu semangat. Apalagi ketika deadline tugas mereka ada di depan mata, mereka tetap melakukan ini, dan kemudian melanjutkan kerja tugas mereka di rumah. Penyertaan Tuhan begitu nyata disini. Ketika, masalah demi masalah datang, Tuhan membuka jalan. Walau terkadang, ada masalah yang sudah out of control nya kita, tapi Tuhan tetap menaungi.
Saling menolong dan membantu. Ya, padahal beberapa dari kita baru berkenalan beberapa jam yang lalu. Semuanya kita pulangkan kemballi untuk kemuliaan Tuhan. Ketika kegerakan ini banyak mendapat pro dan kontra, tapi Puji Syukur untuk Tuhan, kita masih diijinkan hingga sekrang.
Jadi bagian dari kalian itu sebuah pelajaran hidup yang berharga bagiku. Terima kasih untuk semua teman – teman bagungan persekutuan jurusan UK Petra. Movement not Monument!! Jesus Bless~

2 thoughts on “Movement NOT Monument

  1. Great, quuuiiinnnny 🙂 !!
    ahahhaha, sgt menikmati membaca tiap huruf di blogmu ini, suka suka suka!
    gaya penulisan yang ‘gurih’, kita sehati soal ini 😉
    keep writing ya!
    blessed…

  2. agnes, what a note! saya terharu dengan kecintaan teman2 akan misi ALlah dan persekutuan yang terjalin dari aktivitas ini Teruskan perjuangannya ya! gbu

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s