Posting ini hanya untuk membantu my besties bertukar data untuk belajar ujian praktek di esok hari… 🙂
Judul : Menentukan sifat asam basa beberapa jenis garam
Tujuan :
§ Menentukan sifat asam basa beberapa jenis garam
Dasar teori :
§ Garam merupakan senyawa ion, yang terdiri dari kation logam dan anion sisa asam. Kation garam dapat dianggap berasal dari suatu basa, sedanglan anionnya berasal dari suatu asam. Jadi setiap garam mempunyai komponen basa (kation) dan komponen asam (anion)
§ Sebagian asam dan basa tergolong elektrolit kuat, sedangkan lainnya tergolong elektrolit lemah.
§ Garam daro asam kuat dan basa kuat bersifat netral, Garam dari asam kuat dan basa lemah bersifat asam, garam dari asam lemah dan basa kuat bersifat basa, dan garam dari asam lemah dan basa lemah bergantung pada Nilai Ka dan Kb.
Alat dan Bahan :
- Gelas Kimia
- Kertas Lakmus Biru
- Kertas Lakmus Merah
- Pelat Tetes
- Pipet tetes
- Larutan Kalium Klorida (KCl)
- Larutan Amonium Klorida (NH4Cl)
- Larutan Natrium Sianida (NaCN)
- Larutan Natrium Asetat (CH3COONa)
- Larutan Tembaga (II) sulfat (CuSO4)
Cara kerja :
- Siapakan pelat tetes, letakan Lakmus merah dan lakmus biru
- Teteskan larutan KCl pada kedua indicator
- Catat perubahan Warna yang terjadi
- Lakukan hal yang sama dengan larutan lainnya
Data Percobaan dan Hasil pengamatan :
Larutan
Perubahan warna
Sifat
(asam/basa/netral)
Lakmus Merah
Lakmus Biru
KCl
Tetap
tetap
Netral
NH4Cl
Tetap
Merah
Asam
NaCN
Biru
Tetap
Basa
CH3COONa
Biru
Tetap
Basa
CuSO4
Tetap
Merah
Asam
Pertanyaan dan Jawab :
1. Dari data percobaan, kelompokan garam yang bersifat asam, basa dan netral!
– Asam : NH4Cl dan CuSO4
– Basa : NaCN dan CH3COONa
– Netral : KCl
2. Jelaskan! mengapa larutan bersifat asam, basa dan netral??
– Asam : Karena terjadi perubahan warna pada lakmus Biru. Dan Karna larutan-larutan garam tersebut merupakan campuran antara asam kuat dan basa lemah.
– Basa : Karena terjadi perubahan warna pada lakmus merah. Dan karna larutan-larutan garam tersebut merupakan campuran antara asam lemah dan basa kuat.
– Netral : Karena tidak jadi perubahan warna apapun pada kedua lakmus. Dan karena larutan garam tersebut merupakan campuran antara asam kuat dan basa kuat.
Kesimpulan :
- Sifat asam basa berbagai jenis garam bergantung pada darimana garam tersebut berasal. Sebagai contoh, jika larutan tersebut berasal dari asam kuat dan basa lemah, maka larutan tersebut bersifat Asam. Jika larutan tersebut berasal dari asam lemah dan Basa kuat, maka larutan tersebut bersifat Basa. Jika Larutan tersebut keduanya sama-sama kuat, maka bersifat Netral. Tetapi jika keduanya sama-sama lemah, maka sifat asam basa ditentukan oleh harga tetapan ionisasi asam dan ionisasi basanya (Ka dan Kb). Jika Ka > Kb, larutan bersifat asam, Jika Kb > Ka, larutan bersifat Basa, dan jika Ka = Kb, larutan bersifat Netral.
- Garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa kuat Tidak terhidrolisis, disebabkan karena Asam kuat tidak dapat bereaksi dengan air, begitu pula basa kuat.
- Garam yang terbentuk dari asam lemah dan Basa kuat mengalami hidrolisis anion. Berarti garam ini terhidrolisis sebagian (parsial), dan menghasilkan ion OH-.
- Garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa lemah mengalami Hidrolisis Kation. Berarti garam ini juga terhidrolisis sebagian (parsial), dan menghasilkan H3O+.
- Garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa lemah mengalami Hidrolisis total.
Titrasi Asam / Basa
I. Tujuan : Menentukan Konsentrasi Asam.
II. Alat dan Bahan :
Alat :
# Buret
# Statif
# Klem
# Alat Titrasi
# Gelas Ukur
# Pipet
# Tabung Kimia
# Tabung Elemeyer
Bahan :
~ Larutan Basa NaOH 0,1M
~ Larutan Asam HCl xM
~ Indikator PP
III. Cara Kerja :
1. Pasang alat Titrasi
2. Cuci alat Titrasi dengan Aquade / air kedalam buret. Buka keran biarkan hingga habis.
3. Keran tutup, musukkan larutan NaOH 0,1M dengan gelas kimia hingga larutan tepan pada skala 0.
4. Ambil 10ml larutan HCl dengan gelas ukur, tuang dalam tabung Elemeyer.
5. Teteskan larutan dalam elemeyer dengan indicator PP sebanyak 2 tetes.
6. Lakukan Titrasi , hingga larutan dalam elemeyer berubah menjadi warna pink, hentikan.
7. Catat Volume NaOH yang digunakan Vakhir – Vawal.
8. Lakukan langkah 4-7 sebanyak 3 kali.
IV. Hasil Pengamatan :
Tabel Titrasi
No. <span> </span>Vol HCl xM (ml) <span> </span>Vol NaOH 0,1M (ml)
1 <span> </span>10 <span> </span>7 (0-7)
2 <span> </span>10 <span> </span>8 (7-15)
3 <span> </span>10<span> </span>7 (15-22)
V. Perhitungan :
a) Hitunglah Volume rata-rata NaOH !
b) Hitung Konsentrasi HCl !
VI. Analisa Data :
a. Vrata-rata = (7 + 8 + 7) : 3 = 22 :3
= 7,3
b. V1 x M1 = V2 x M2
10 . x = 7,3 . o,1
10x = 0,73
x = 0,073
Jadi konsentrasi HCl adalah 0,073 M
VII. Kesimpulan :
Kadar atau konsentrasi HCl (asam) dapat ditentukan melalui proses titrasi, yaitu dengan mereaksikan HCl (titrat) yang ditambahkan 2 tetes indicator PP dengan NaOH (titran). Titrasi harus dihentikan bila larutan HCl yang dicampurkan dengan 2 tetes indikator berubah warna dari bening hingga menjadi pink. Volume NaOH yang digunakan akan mempengaruhi hasil konsentrasi dari HCl tersebut, sehingga harus sangat berhati-hati melakukan praktikum ini. Setelah volume NaOH (basa) diketahui, barulah Konsentrasi HCl (asam) bisa dihitung.
Thx Anes 🙂 Meskipun bacax sa bqn b pusing !! Wkwkwk 😀 Makasih 🙂
hahahahah 😀 😀 yooii 😀