Detik-detik kematian merengut nyawa Mama
Langkah demi langkah Mama tapaki
Angin senja menyanyikan senandung kedukaan
Pertanda Mama tlah pergi meninggalkan kami…
Dibanjiri kenangan …
pada pendar matamu,
Pada pecah senyummu,
Pada belaian pucat resahmu,
Langitpun membiru kosong….
Dihangati uap api kerinduan ini, akupun menyambangimu
Membawa sepi yang pernah kau tinggalkan…
Senandung. senandung merdu terlantun
Dari bibir manismu…Mama
Petuahmu tak pernah henti merasuk dijiwaku
Walau kadang tak kuindahkan
Tetapi engkau selalu sanggup ‘tuk ingatkan
Sulaman cinta yang kau taut
Melengkapi hiasan sutra hidupku
Jendela –jendela kasih yang kau buka
Mengizinkan ku masuk, menari dalam hatimu
Pintu-pintu maaf yang kau gelar
Menunjukkan betapa besar jiwamu
Rangkaian kata yang kau alun
Senyum tulus yang tersimpul
Tatap matamu yang sayu
Mengingatkanku pada Ketulusanmu mama….
Mama, Maafkanlah aku
Mama, Bibir berdosa ini..
Telah berjuta kali buatmu kesal…
Membuatmu marah..
Tapi kau tetap tersenyum padaku
Kini, Dipusaramu aku tertunduk kelu
Menyusun lagi balok-balok kesedihan
Menyatukan lagi kepingan-kepingan kisah
Tapi takdir, Takdir!!
tetap teka teki hidup yg tak pernah terpecahkan…
Kami Diingatkan petang, akupun beranjak pergi
Membawa lagi sepi ini pulang….
Terima kasih untuk didikanmu mamaku…
Selamat jalan Mama….
Selamat jalan Mama….
Selamat jalan Mama….
Doamu kan selalu menyelimutiku.