Raja siang mengelus tubuhku..
Ku meringis menahan pahitnya duka..
Ku tatap dia “genksels sejati”
Jiwaku lega dia masih berada disini…
Detik, menit, jam berlalu tanpa memperdulikanku
Ku coba kembali menantang raja siang..
‘tuk tetap bisa menatap dia “genksels sejati”
Anganku menepi..hati menghilang..
Tubuhku bagaikan tak bernyawa..
Pahit menikamku dari belakang..
Ku tak percaya senja kan berakhir sepeti ini…
Mutiara yang hilang dari dalam laut..
Ku palingkan wajah ke segala sudut..
Ku cari dia “genksels sejati”
Aku tak kuasa menahan sakit ini..
Perih yang nampak dikejauhan hati…
Tapi, jari-jariku tak lagi elus tangannya..
Mutiara yang pernah mengores kenangan di kain putih biru..
Tersimpan sejuta rindu hanya ‘tuk mereka..
Mulutku terpaksa membisu..
Tak ada seuntai kata terlukis di udara..
Angin menerpa wajahnya dengan tatapan kosong..
Alfabet perpisahan tak sempat ku terka untuknya..
Dia pergi tanpa memegang susunan kata pisah..
Dia tu mutiara yang hilang dikejauhan hati..
Dia itu genksels sejati….(300109)