Ini adalah persaanku saat aku dan dia telah menjauh. Aku tak tau lagi harus bercerita kepada siapa, karena smua teman-temanku udah pergi. Ya, makanya ku tulis sebuah note ini, agar perasaanku sedikitt lega, tanpa beban.
Disaat diri terlelap, terlena rrembulan malam yang indah, ku slalu membayangkan diriku berada di sebuah tempat yang bahagia bersama mereka, jalani hidup layaknya aku dan dia yang slalu bahagia. Tanpa air mata, tanpa duka lara. Tapi semua itu hanya khayalanku yang sia-sia belaka. Aku sadar kini ku sedang berdiri di atas sebuah kapas bersama dia, yang kapan saja ia bias jatuh. Berpisah dengan dia, tinggal tangis dan air mata yang harus kujalani. Ku Tanya pada angin yang berhembus kencang, adakah waktu untuk ku kembali lagi bersama dia? Dia tak perdulikanku dan pergi biarkan ku sendiri dengan seonggok asa yang membara di hatiku. “Ya..Tuhan”, ku berteriak sekencang mungkin mencoba tuk melepas semua masalahku. “Mengapa ini harus terjadi???” aku tak inginkan itu. Aku ingin bersama dia. Sekarang, dia menjauh dariku karena mereka yang baru saja ia kenal. Dia dengan mudah melupakanku yang telah lama mengenal dia.
Ya, diriku terlanjur berucap, disaat mentari telah terbenam. Penyesalan yang tiada akhir. Sejuta pertanyaan yang kembali muncul di hadapanku. Apakah ini jalan terbaik yang harus ku terima? Berjuta jawaban telah muncul untuk menjawab pertanyaan itu. Tapi begitu sulit untuk ku menerimanya.
Sekarang, waktunya untukku menantikan pelangi di hatiku, menanti mentari yang kan bersinar lagi dengan asa yang tak akan pernah rapuh dan hati yang kan selalu ada di saat dia butuhkan walau begitu dia tak menganggap ku ada. Aku saiiank para sahabatku, dan takan pernah terlupakan olehku kisah kita saat dulu kala. Traeh ym ni eid reven era uoy. ZRHMVMRE