Balada di Tapal batas

Embun di pagi hari masih membasahi kalbuku….

Ku tertegun sejenak mengingatmu yang tlah tiada….

Ku buka memoriku yang hampir sirna….

Selalu ku tangisi kepergianmu….

Hingga ku tak sanggup berkata-kata…

Aku berpengetahuan karena engkau….Guru…

Dengan berselimutkan kasih kau tlah hamburkan ilmumu…..

Dengan semangat nan baja kau tlah tularkan pengetahuanmu…

Dengan ketabahan, kau tlah tancapkan semangat tuk meraih cita….

Dengan segalanya kau tlah warnai anak bangsa dengan tinta kehidupan….

Oh guruku….

Kau laksana laut yang dalam tempat kehidupan berjuta nelayan…

Tak pernah kulihat kau lelah…..

Tak pernah ku lihat senyummu pudar….

Kau laksana melati tumbuh mekar di taman sari…..

Namun, Rabu kelabu itu merusak segalanya…..

Saat, angin berbisik di telingaku……

Dan langit pun menangis menatapku…..

Ku tak sanggup menerima kenyataan ini…….

Guruku tersayang tlah tiada……

Kini Sang waktu telah datang menjemputmu

Seakan merampas bahagia yang direguk bersama

Senyum ketulusanmu tak nampak lagi……

Namun,…JASAMU…..BAKTIMU….ABDIMU….

Takan kuhapuskan di hatiku selamanya……

Kini, aku datang mewakili anak negeri yang pernah kau didik……

Ijinkanlah kami mohon maaf atas kesalahan kami……

Ijinkanlah kami persembahkan rasa hormat, terima kasih dan balada kami……

Atas semua yang telah kau beri untuk kami……

Abdimu, kan terukir indah di hatiku……

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s